Selasa, 29 Mei 2012

hari ini keindahan senja merah menghiasi langit.
sang fajar tlah bersembunyi meninggalkan langit dibalik bukit.
namun ...
apa yang terjadi padaku saat ini tak sama dengan senja merah yang manis.
aku bimbang ....
aku tak tau apa yang aku rasakan hari ini.
bagai terlempar dari atas tebing ke bebatuan terjal.
mingkinkah aku menginginkan apa yang bukan hakku ???
mungkinkah aku cemburu melihat daun jatuh cinta pada sang embun ???
mungkinkah aku iri pada sang merpati yang dapat terbang tinggi ???
aku bingung dengan apa yang kurasakan.
aku tak tau mengapa aku jadi ingin meratap dalam sendu.
apakah aku cemburu pada pelangi yang menyapa bumi setelah hujan ???

Sabtu, 19 Mei 2012

sahabat....
itulah sebuah nama terindah yang tak asing untuk ku dengar.
sahabat ...
itu juga nama untuk seorang makhluk tuhan yang senantiasa menemaniku dalam suka dan duka.
saat aku berduka mereka yang menangis untukku.
saat aku gembira mereka senantiasa menjagaku agar tak dirundung duka tuk kesekian kalinya.
aku selalu bersyukur pada tuhan yang telah memperkenalkanku kepada mereka semua.
karna mereka - merekalah yang menyemangatiku untuk tetap bertahan dalam setiap keadaan yang pahit di hidupku.
mereka - merekalah yang memintaku untuk membuka mata disaat aku ingin memejamkannya untuk selamanya.
dan juga ..
merekalah yang selalu membiarkan aku untuk mengambil keputusan terbaik dalam setiap detik di hidupku.
makhluk terindah yang kukenal itu bernama "SAHABAT"

Jumat, 18 Mei 2012

air mata adalah ungkapan hati.
air mata keluar dengan sendirinya.
saat hati kita tersayat dan tersakiti.
dan ...
saat kita merasa terpuruk dalam duka tanpa kata.
air mata selalu menemani dalam setiap sanubari hidup ini.
saat ini ...
air mataku terjatuh lagi ???
aku tak tahan lagi !!!
merasakan rasa tersakiti hati ini.
hari ini aku hanya ditemani sepi.
tak ada seorangpun yang perduli terhadap diri ini.
apakah hari ini aku harus berhenti bermimpi ???
mengejar setiap angan dan harapanku.
mencoba menggapai sesuatu yang tak pasti.
saat aku mencoba untuk tegar dengan buah senyuman palsu.
namun ...
air mata ini meruntuhkan ku lagi.
saat nada tak dapat menghiburku lagi,
saat harmoni tak lagi menarik hati ini,
saat inilah aku benar - benar terpuruk.
tak tau harus apakah aku saat ini ???
hidup terkadang penuh dengan kebimbangan.
disaat apa yang kita lihat tak sama dengan apa yang kita rasakan.
disaat kita harus memutuskan hal uang keduanya belum tentu pasti.
disaat kita harus percaya apa yang tak kita rasakan.
mana yang akan lebih kita percaya ?
apa yang kita lihat ???
atau ....
apa yang kita rasakan ???
saat semuanya membuat kita bingung.
bagai berputar - putar didalam gelapnya pusaran air yang tak berujung.
saat aku mencoba percaya apa yang aku lihat.
itu hanya dapat meyakinkan otak dan pemikiranku.
namun ...
saat aku percaya apa yang aku rasakan.
aku merasa aku hanya merasakan hal itu sekejap saja.

Kamis, 17 Mei 2012

my second parent's

me :)

aku dan siska








perpisahan kk muthia dan kk indri







irfan (baju biru), aku (pakai jilbab), siska ( baju pink), rizal ( baju hitam )



persahabatan itu bagaikan bintang yang selalu menerangi malam - malam yang gelap
Inilah kenikmatanmu yang sesungguhnya.
dapat bertahan dan merasakan indahnya dunia dalam setiap sanubari kehidupanku.
bisa bersama orang - orang yang aku sayangi.
dan juga ...
bisa merasakan setiap titik torehan kasih sayang mereka dalam setiap hembusan nafasku.
bahagia itu menyenangkan.
itulah arti kebahagiaan dalam setiap detik hidupku saat ini.
akupun tak akan menyia - nyiakan dalam setiap detik, menit, jan dan hariku bersama orang - orang yang aku sayangi.
karna merekalah yang menyalakan kembali obor semangat dan api keberanian dalam hatiku.

Kamis, 10 Mei 2012

·
KISAH MENGHARUKAN, JANGAN BENCI AKU, MAMA...

Dua puluh tahun yang lalu aku melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Hasan, suamiku, memberinya nama Erik. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Aku berniat memberikannya kepada orang lain saja atau dititipkan di panti asuhan agar tidak membuat malu keluarga kelak.

Namun suamiku mencegah niat buruk itu. Akhirnya dengan terpaksa kubesarkan juga. Di tahun kedua setelah Erik dilahirkan, akupun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Kuberi nama Angel. Aku sangat menyayangi Angel, demikian juga suamiku. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan & membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Erik. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Suamiku sebenarnya sudah berkali-kali berniat membelikannya, namun aku selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Suamiku selalu menuruti perkataanku.

Saat usia Angel 2 tahun, Suamiku meninggal dunia. Erik sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya aku mengambil sebuah tindakan yang akan membuatku menyesal seumur hidup. Aku pergi meninggalkan kampung kelahiranku bersama Angel. Erik yang sedang tertidur lelap kutinggalkan begitu saja.

Kemudian aku memilih tinggal di sebuah rumah kecil setelah tanah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.......... telah berlalu sejak kejadian itu.

Kini Aku telah menikah kembali dengan Beni, seorang pria dewasa yang mapan. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Beni, sifat-sifat burukku yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.

Angel kini telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkannya di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Erik dan tidak ada lagi yang mengingatnya. Sampai suatu malam. Malam di mana aku bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arahku. Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali sama Mama!"

Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun aku menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama saya Elik, Tante."
"Erik? Erik... Ya Tuhan! Kau benar-benar Erik?"

Aku langsung tersentak bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpaku saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu, seperti sebuah film yang sedang diputar di kepala. Baru sekarang akua menyadari betapa jahatnya perbuatanku dulu. Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Erik melintas kembali di pikiranku. Ya Erik, Mama akan menjemputmu Erik...sabar ya nak...."

Sore itu aku memarkir mobil biruku di samping sebuah gubuk, dan Beni suamiku dengan pandangan heran menatapku dari samping. "Maryam, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Oh, suamiku, kau pasti akan membenciku setelah kuceritakan hal yang telah kulakukan dulu." tetapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak.

Ternyata Tuhan sungguh baik kepadaku. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangisku reda, aku pun keluar dari mobil diikuti oleh suami dari belakang. Mataku menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter didepan. Aku mulai teringat betapa gubuk itu pernah kutempati beberapa tahun lamanya dan Erik..... Erik......

Aku meninggalkan Erik di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih aku pun berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mataku mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.

Namun aku tidak menemukan siapa pun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Aku mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mataku mulai berkaca-kaca, aku mengenali betul potongan kain tersebut, itu bekas baju butut yang dulu dikenakan Erik sehari-hari...... Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, aku pun keluar dari ruangan itu... Air mataku mengalir dengan deras. Saat itu aku hanya diam saja. Sesaat kemudian aku dan suami mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, tiba - tiba aku melihat seseorang di belakang mobil kami. Aku sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali aku tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau ke sini?!"

Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Erik yang dulu tinggal di sini?"

Tiba - tiba Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Erik terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mamaaa..., Mamaaa!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan & mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Erik meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu....."

Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mama, mengapa Mama tidak pernah kembali lagi...? Mama benci ya sama Erik? Ma...., biarlah Erik yang pergi saja, tapi Mama harus berjanji kalau Mama tidak akan benci lagi sama Eric. Udah dulu ya Ma, Erik sayaaaang sama Mama, ......"

Aku menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Aku berjanji akan meyayanginya sekarang! Aku tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!" Suamiku memeluk tubuhku yang bergetar sangat keras.

"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Erik telah meninggalkan dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mama-nya datang, Mama-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ... Ia hanya berharap dapat melihat Mamanya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya disana. Nyonya, dosa Anda tidak terampuni!"Aku kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi....

Sabtu, 05 Mei 2012

hidup bagaikan putaran roda.
kadang kita berada diatas tapi kadang kala berada dibawah.
saat kita berada diatas ...
kita tak boleh hidup dalam keangkuhan.
namun ...
saat kita berada dibawah ...
kita harus berusaha untuk bangkit dan tidak mudah untuk menyerah.
hidup terkadang memang rumit.
dan sulit untuk dimengerti.
namun ...
hidup adalah kenyataan.
dan kita harus belajar untuk bisa menerima kenyataan.
meskipun pahit rasanya.
dan ..
menjalaninya dengan penuh keikhlasan.

Mengenai Saya

Foto saya
menurutku musik dan puisi adalah hidupku tanpa hal itu aku tak akan bisa menjadi orang yang lebih baik lagi dari ini.